Reaksi substitusi
Reaksi terjadi ketika dua reaktan bereaksi menghasilkan dua
produk baru. Misalnya reaksi alkana dengan Cl2 dengan adanya radiasi
ultraviolet menghasilkan alkil klorida. Satu atom Cl dari Cl2
menggantikan posisi H pada alkana, dan dua produk baru terbentuk.
Reaksi SN1
Sebelum kita membahas reaksi SN1 ada baik nya
kita mengetahui apa itu SN1 ( subtitusi nukleofilik unimolekuler),
nukleofilik adalah suatu spesi yang menyukai spesi bermuatan positif umumnya
berupa anion. Nukleofilik merupakan basa lewis yang mendonorkan pasangan
elektron pada elektrofil (asam lewis) untuk membentuk sebuah ikatan. Elektrofil
merupakan spesi yang menyukai spesi bermuatan negatif, pada umumnya kation,
elektrofil meruakan asam lewis yang menerima sepasang elektron. Disini juga
terdapat leaving group (atom yang dapat lepas atau pergi dengan membawa
sepasang elektron).
Karena rintangan sterik, t-butil
bromida dan alkil halida tersier lain tidak bereaksi secara SN2. Namun,
t-butil bromida direaksikan dengan
suatu nukleofil yang berupa basa yang sangat lemah (seperti H2o atau
CH3 CH2 OH) terbentuk produk substitusi bersama-sama
dengan produk eliminasi. Karena H2O
atau CH3 CH2 OH juga digunakan sebagai pelarut,
tie reaksi substitusi ini kadang-kadang disebut reaksi solvolisis (solvent dan
lysis, penguraian oleh pelarut).
Jika alkil halida tersier tak dapat bereaksi secara SN2,
bagaimana produk substitusi itu terbentuk? Ternyata alkil halida trsier
mengalami substitusi dengan suatu mekanisme yang berlainan, yang disebut dengan
SN1 ( substitusi, nukleofilik, unimolekular). Hasil eksperimen yang
diperoleh dalam reaksi SN1 cukup berbeda dengan hasil dalam reaksi SN2.
Secara khas jika suatu enantiomer murni (dari) suatu alkil halida yang
mengandung karbon C-X yang kiral,
mengalami suatu reaksi SN1, maka akan diperoleh produk substitusi
resemik (bukan produk inversi seperti yang diperoleh dalam reaksi SN2).
Juga disimpulkan bahwa pada umumnya pengaruh konsentarsi nukleofil pada laju
keseluruhan reaksi SN1 sangat kecil (kontras dengan reaksi SN2,
dimana laju berbanding lurus dengan konsentrasi nukleofil).untuk menerangkan
hasil eksperimen ini, akan dibahas mekanisme eaksi SN1 dengan
menggunakan t-butil bromida dan air.
Untuk sementara produk eliminasi diabaikan dulu.
Mekanisme reaksi
Penggambaran menyeluruh mengenai bagaimana suatu reaksi
dapat terjadi disebut mekanisme reaksi. Mekanisme menjelaskan secara detail dan
eksak apa yang terjadi tiap-tiap tahap dalam perubahan kimia, ikatan mana yang
terpuus dan mana yang tidak, serta bagaimana kecepatan reaksi relatif tiap
tahapnya. Mekanisme reaksi secara lengkap juga menghitung jumlah reaktan yang
digunakan,produk-produk yang terbentuk, dan jumlah masing-masing produk.
Reaksi kimia melibatkan pemutusan dan pembentukan ikatan.
Ketika dua molekul mendekat satu sama lain, bereaksi, dan menghasilkan produk,
ikatan spesifik dalam reaktan terputus, dan ikatan spesifik dalam molekul
produk terbentuk.
Mekanisme SN1 merupakan proses 2 tahap,
dimana pada tahap pertama , ikatan antara karbon dengan gugus pergi putus.
Gugus pergi terlepas membawa pasangan electron dan terbentuklah
ion karbonium. Untuk tahap kedua ( tahap cepat), ion karbonium bergabung dengan
nukleofil membentuk produk.
Karena reaksi SN1 melibatkan ionisasi ,reaksi-reaksi ini dibantu
oleh pelarut polar, seperti H2O yang dapat menstabilkan ion dengan
cara solvasi.
Tahap 2 adalah penghubungan karbokation dengan nukleofil H2O
menghasilkan produkawal, suatu alkohol berproton
Tahap terakahir dalam deretini ialah lepasnya H+ dari
dalamalkohol berproton pada tahap 2 tadi, dalamsuatu reaksi asam-basa yang
cepat dan reversibeldengan pelarut.
Jadi reaksi keseluruhan t-butil bromida dengan air
sebenarnya terdiri dari dua reaksi yang terpisah :reaksi SN1 (ionisasi yang
diikuti oleh kombinasi dengan nukleofil) suatu reaksi asam-basa. tahap-tahap
diatas dapat kita ringkas menjadi :
Perhatikan diagram energi untuk suatu reaksi SN1 (gambar
5.5). Tahap 1 (ionisasi) secara khas mempunyai
Eakt tinggi: inilah
tahap lambat dalam proses keseluruhan. Harus tersedia cukupenergi agar
alkil halida tersier mematahkan ikatan sigma C-X dan menghasilkan karbokation
serta ion halida.
Ciri-ciri suatu reaksi yang berjalan melalui mekanisme SN1
- Kecepatan reaksinya tidak tergantung pada konsentrasi nukleofil. Tahap penentuan kecepatan reaksi adalah tahap peratama dimana nukleofil tidak terlibat.
- Jika karbon membawa gugus pergi bersifat kiral, reaksi yang menyebabkan hilangnya aktivitas optic karena terjadi resemik. Pada karbonium,hanya ada tiga gugus yang terikat pada karbon positif. Oleh karena itu, karbon positif mempunyai hibridisasi sp2 dan berbentuk planar.
Stereokimia suatu
reaksi SN1
Suatu karbokation juga disebut ion karbonium adalah
sebuah atom karbon, yang mengikat hanya tiga gugus, tidak empat seperti
biasanya.karena hanya tiga gugus,maka ikatan ke gugus-gugus ini terletak dalam
sebuah bidang, dan sudut yang diapit oleh dua ikatan sekitar 120°.untuk
mencapai geometri ini,karbon positif berhibridisasi sp2 dan memiliki orbital p
yang kosong.
Laju suatu reaksi SN1
Untuk laju reaksi SN1 tidak bergantung pada
konsentrasi nukleofil, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi alkil halide.
Laju SN1 = k [RX]
Dimana cepatnya reaksi antara R+ dan Nu- : tetapi konsentrasi R+ sangat kecil.
Kombinasi cepat antara R+ dan Nu- hanya terjadi bila karbokation terbentuk.
Oleh sebab itu, laju keseluruhan reaksi ditentukan oleh cepatnya RX berionisasi
dan membentuk karbokation R+.
Reaksi SN1 ini bersifat orede pertama dalam laju
karena itu berbanding lurus dengan konsentrasi satu pereaksi (RX). Bisa juga
disebut reaksi unimolekuler karena hanya satu partikel(RX) yang terlibat dalam
keadaan transisi tahap penentu laju
Permasalahan :
1. Apakah yang menyebabkan reaksi SN1 ini terjadi secara cepat ketimbang reaksi SN2 yang terjadi lebih lama atau lambat dari SN1?
2. Jika karbon pembawa gugus pergi bersifat kiral menyebabkan hilangnya aktivitas optik, mengapa hal ini dapat terjadi?
3. Pada reaksi SN1 energi sangatlah mempengaruhi, mengapa demikian?
3. Pada reaksi SN1 energi sangatlah mempengaruhi, mengapa demikian?
Daftar Pustaka
Fessenden, Ralp J and Joan S. Fessenden.1986.Kimia Oranik jilid 1,3ed. Terjemahan A. Jakarta:Erlangga.
Firdaus,M.S.2016.Alkil Halida. Jurusan Kimia FMIPA Unhas:Makassar.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/SN1_reaction
Selamat pagi
BalasHapusTerima kasih kepada saudari siti, artikel anda sangat bermanfaat.
Disini saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 2. Jika karbon gugus pergi bersifat khiral menyebabkan hilangnya aktivitas optik, mengapa hal ini dapat terjadi? Hal ini dapat terjadi karena Reaksi SN1 melalui karbokation memiliki konsekuensi streokimia yang berbeda, dimana karbokation mempunyai bentuk planar dan hibridisasi sp2. Produk reaksinya adalah campuran rasemat yang tidak aktif optik. Sebagai contoh, reaksi antara (R)-6-kloro-2,6-dimetiloktana dengan H2O/C2H5OH menghasilkan campuran rasemat (40% retensi dan 60% inversi).
Terima kasih semoga dapat membantu
Assalamualaikum Warahamatullahi Wabarakatuh
BalasHapusSaya Indah dengan nim RSA1C117005
Saya akan mencoba menyelesaikan permasalah anda yang pertama.
Menurut saya Reaksi SN2 lah yang berlangsung secara cepat, karena pada reaksi SN2 berlangsung satu tahap dan hanya memerlukan energi potensial yang tinggi, sedangkan pada SN1 reaksi berlangsung lambat karena melalui tiga tahapan.
Terimakasih
Semoga membantu