REAKSI
E1
Pada
kesempatan kali ini saya sebagai admin blog ini akan sedikit membagikan materi
kimia organik mengenai reaksi eliminasi E1 yng mana ini merupakan lanjutan dari
materi sebelumnya mengenai reaksi eliminasi E2. Sebaiknya kita mengenal
terlebih dahulu apa itu karbokation dan bagaimana mekanisme terjadinya reaksi
eliminasi E1.
Karbokation
dikenal sebagai zat antara yang tidak stabil yang memiliki energi tinggi, yang
langsung bereaksi dengan lanjut , karbokation akan mencapai kestabilan jika
bereaksi dengan nukleofil. Reaksi E1 akan terjadi apabila karbokation
memberikan sebuah proton pada suatu basa pada reaksi eliminasi yang hasilnya
yaitu sebuah alkena.
Reaksi
eliminasi terdiri dari dua bagian, yaitu reaksi eliminasi E1 dan reaksi E2.
Sebelumnya kita telah berbicara mengenai reaksi E2 dimana mekanisme reaksinya
terjadi dalam satu tahap sedangkan reaksi E1 yang kita bahas sekarang ini
mekanismenya terjadi dalam dua tahapan, dimana reaksi E1 ini dikenal dengan
sebutan eliminasi unimolekuler.
MEKANISME E1
Tahap 1 (lambat)
Tahap
ini adalah tahap penentuan kecepatan dari reaksi keseluruhan. Ciri khas dari
reaksi eliminasi E1 ditunjukkan pada kinetika orde pertama, dengan laju
reaksinya hanya bergantung pada konsentrasi alkil halida.
Tahap 2 (cepat)
Ditahap
yang kedua ini, basa itu merampas proton dari atom karbon yang letaknya
bersebelahan dengan karbon positif.
Elektron yang ikatan sigma karbon hidrogen mendekati arah muatan
positif. Karbon yang mendekati arah positif ini mengalami Rehibdridisasi dari
sp3 ke keadaan sp2. Maka terbentuk sebuah alkena.
Karena
pada reaksi E1 ini berlangsung sangat cepat melalui karbokation, maka tidak
membingungkan jika alkil halida tersier ini lebih cepat ketimbang alkil halida
yang lainnya.
Permasalahan
:
- Pada dasarnya produk eliminasi mengikuti aturan zeitsev, dimana alkena yang lebih stabil akan dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan alkena yang kurang stabil. Kenapa hal ini dapat terjadi? Tolong jelaskan
- Reaksi SN1 dan E1 adalah reaksi bersaing dimana alkil halida berlangsung pada kondisi yang sama baik pelarut polar maupun basa lemah . Menurut saudara apa perbedaan diantara reaksi SN1 dan E1?
- Coba anda jelaskan mengapa alkil halida tersier bereaksi lebih cepat dibandingkan alkil halida lainnya?
Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2, yaitu apa perbedaan SN1 dan E1. Perbedaan SN1 dan E1 yaitu perbedaan cara pereaksiaannya yaitu SN1 terjadi dengan menggunakan reaksi Substitusi yaitu nukleofil menyerang nukleofil yang bersifat basa lemah, namun reaksi E1 karbokation memberikan suatu proton kepada suatu basa.
BalasHapusSemoga dapat membantu, terimakasih
Saya Endah Sulityawati(RSA1C117013) Akan menjawab permasalahan saudara nomor 1 yaitu Aturan Zaitsev adalah aturan empiris untuk menentukan produk alkena mana yang lebih disukai dari suatu reaksi eliminasi, "Alkena terbentuk dengan jumlah lebih besar pada salah satu yang sesuai dengan hilangnya hidrogen di β-carbon yang memiliki jumlah substituen hidrogen lebih sedikit. Artinya produk mayor alkena akan berada pada β-carbon yang substituen hidrogennya lebih sedikit, contoh reaksi antara 2-bromo 2-metil butana direaksikan dengan natrium etoksida, maka produk yang lebih banyak adalah produk Zaitsev. karena basa etoksida memiliki halangan sterik yang kecil sehingga berinteraksi dengan hidrogen pada C sekunder, maka hasil yang lebih disukai menjadi Zaitsev produk.
BalasHapus