LAPORAN PRATIKUM KIMIA ORGANIK II (PEMBUATAN ASAM ASETIL SALISILAT (ASPIRIN))

LAPORAN PRATIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN III (PEMBUATAN ASAM ASETIL SALISILAT (ASPIRIN))

VII. Data Pengamatan
No. 
PERLAKUAN
HASIL PENGAMATAN 
1.
Dalam labu erlemeyer 100 ml dimasukkan 2,5 gr asam salisilat kering, 4 ml anhidrida asam asetat dan 2 tetes H2SO4 pekat. 
Tidak ada perubahan warna karna mempunyai warna yang sama. 
2. 
Kocok campuran tadi di atas penangas air pada suhu 50-60⁰C selama kurang lebih 15 menit.
Telah terlihat bahwa asam salisilat nya telah tercampur atau larut sempurna. 
3. 
Tambahkan 50ml air kedalamnya secara hati-hati atau perlahan-lahan, kemudian didinginkan campuran tadi kedalam ice bath dan saring kristal yang terbentuk dan cuci dengan air dingin. 
Terlihat adanya bubuk atau endapan putih yang menyerupai kristal. 
4.
Rekristalisasi: masukkan produk aspirin yang terbentuk ke dalam Erlenmeyer, tambahkan lebih kurang 5ml etanol-air 50% dan panaskan Erlenmeyer di atas hot plate sampai sama kristal 
Tidak terjadi perubahan warna hanya saja tekstur nya saja yang menjadi larut. 
5. 
Dinginkan filtrate, bila mulai terbentuk kristal. Masukkan erlenmeyer ke dalam ice bath selama 15 menit. 
Telah terbentuknya butiran-butiran kristal 
6. 
Saring kristal yang terbentuk dengan menggunakan pompa isap, cuci dengan air dingin dan biarkan kristal mengering.
Timbang produk yang telah dihasilkan 
Terbentuk kristal halus yang tajam menyerupai jarum

VIII. Pembahasan 
Pada praktikum kali ini kita melakukan pembuatan asam asetilsalisilat atau yang biasa dikenal dengan aspirin yang mana aspirin itu adalah senyawa turunan dari asam salisilat yang dapat disintesis melalui reaksi esterifikasi asam salisilat yang dilarutkan pada anhidrat asam asetat sehingga terjadi substitusi gugus hidroksil (-OH) pada asam salisilat dengan gugus aseril (-OCOCH3) pada anhidrat asetat sebagai katalis sulfat (H2SO4). Yang mana reaksi ini akan menghasilkan aspirin sebagai produk sampingan nya.
Pertama yang kita lakukan yaitu memasukkan 2,5 gram asam salisilat kering ke dalam Erlenmeyer sebagai pereaksi. Asam salisilat disini berfungsi sebagai pereaksi pembatas. Di mana Secara teoritis jumlah aspirin yang dihasilkan akan sama dengan jumlah aspirin yang direaksikan. Pada percobaan ini anhidrat asetat ini kita menggantinya dengan asetat glasial yang mana asam asetat glasial ini digunakan karena tidak mengandung air dan mudah menyerap air sehingga air yang dapat bisa di hindari, penggunaan asetat ini juga dimaksudkan agar mencegah adanya air karena jika adanyaair maka kristal dari aspirin ini akan terurai kembali menjadi asam salisilat. Penambahan asam sulfat pekat pada larutan campuran asam salisilat dengan asam asetat glasial berfungsi sebagai katalisator,  jadi asam sulfat pekat ini gunanya untuk mempercepat terjadinya sintesa dengan cara menurunkan energi aktivasi sehingga Energi yang diperlukan dalam sintesa ini sedikit.
Selanjutnya setelah meneteskan H2SO4 sebanysk 2 tetes,  kemudian dikocok untuk mempercepat reaksi selanjutnya kita lakukan pemanasan dengan penangas air pada suhu 50-60⁰C selama 15 menit sambil diaduk perlahan lahan. Pada saat pemanasan di atas penangas ini kita tidak boleh menambahkan air sebagai pelarut karena ini akan mengakibatkan asam asetat glasial nya terikat dengan air dan membentuk asam asetat yang kemudian asam salisilat ini akan sedikit larut dalam air yang menyebabkan adanya kegagalan dan menyebabkan kemungkinan terbentuknya kristal itu akan lebih sedikit. Setelah 15 menit melakukan pemanasan di atas penangas kita angkat Erlenmeyer yang berisi campuran itu dan kita Letakkan ia diatas balok kayu agar tidak langsung terkena dengan lantai atau keramik tempat praktikum . Selanjutnya kita masukkan masukkan 50 ml air ke dalam campuran itu secara perlahan-lahan, yang kemudian dilanjutkan dengan mendinginkan campuran tersebut ke dalam ice bath sampai terbentuk kristal selain untuk membentuk kristal pendinginan ini juga bertujuan untuk mengikat asam salisilat dengan anhidrat asam asetat atau yang kita ganti dengan asam asetat glasial. Kristal yang terbentuk di sini berwarna putih yang kemudian kita saring menggunakan kertas saring dan corong buncher dan kita cuci menggunakan air dingin yang mana kristal yang terbentuk itu kita masukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 5ml etanool-air 50%. Kemudian dipanaskan di atas penangas air sampai semua kristal melarut. Meskipun semua kristal melarut kami tetap menyaring kristal tersebut dengan menggunakan kertas saring dan corong buncher. Kemudian kristal yang telah disaring tadi kami keringkan lalu kami timbang.

IX.       Pertanyaan Pasca

1. Pada praktikum ini pada saat proses rekristalisasi kita menambahkan 5 ml etanol-air 50% . Bagaimana jika kita tidak menambahkan etanol-air, apa yang akan terjadi?
2. Mengapa pada percobaan yang kita lakukan pada saat rekristalisasi kita menambahkan air, sedangkan pada saat pemanasan di atas penangas campuran tidak boleh terkena air atau bebas dari air?
3. Mengapa pada saat rekristalisasi di atas cawan porselin untuk mendapatkan kristal aspirin yang murni itu mengeluarkan bau yang sangat menyengat, zat Apa yang membuat bau menyengat tersebut dan apakah ini berbahaya ?

X.        Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.    Asam salisilat atau aspirin dapat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat dan menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi.
2.    Reaksi pada aspirin ini dinamakan reaksi asetilasi dengan menggunakan prinsip esterifikasi karena gugus hidroksi dari asam salisilat akan bereaksi dengan asetil dari asam asetat glasial
3.   Identifikasi kemurnian dari aspirin yang dihasilkan dapat digunakan larutan FeCl3

XI. Daftar Pustaka
Ganiswara,Sulistri.2011.Farmakologi dan Terapi Edisi 4 Fakultas kedokteran. Univeraitas Indonesia: Jakarta.
Nuraningsih.2007.Kimia organik III. Jakarta: Erlangga.
Retnoninggrum.2014.Sintesis dan Uji Antiinflamasi Senyawa (R)-3(-4-florofenil)-1-Fenil-5(tiofena-2-il)-4,5-Dihidro-1H-Pyrazol Serta pengaruhnya terhadap kerusakan lambung. Jurnal penelitian Farmasi.Vol 37.No.2. Issn 2337-3776.
Sarianti,S.2018. Efektivitas Kombinasi Ekstraksi Kunyit (Curcuma Komestica Val) dan Madu Terhadap Lambung Mencit Akibat Pemberian Aspirin Secara Mikroskopis. Jurnal Kesehatan Andalas.Vol.7.No.1.

XII. Lampiran


Video praktikum yang telah kami lakukan:
https: https://drive.google.com/file/d/1pPOmWLbUKLYzIaHQxEpFzEDDmNNVKNoW/view?usp=drivesdk

Komentar

  1. 1. Pada saat rekristalisasi ditambahkan etanol-air agar terjadi pemisahan dan pemurnian antara produk yang dihasilkan dengan zat pengotor. Sehingga kristal atau produk yang dihasilkan akan lebih murni. Namun apabila pada rekristalisasi ini tidak ditambahkan etanol-air maka produk yang dihasilkan tidak murni karna masih tercampur dengan zat pengotor.

    BalasHapus
  2. 2. Pada proses rekristalisasi kita menggunakan campuran air dan etanol, bukan hanya air. Disini campuran air dan etanol berfungsi untuk membersihkan kristal dari zat pengotor sehingga menghasilkan kristal yang murni. Terimakasih

    BalasHapus
  3. 3. Di dalam reaksi, terdapat satu atau lebih bahan yang dihasilkan dari reaktan yang bereaksi, selain menghasilkan kristal asam asetil salisilat, dihasilkan zat gas dalam fasa gas yang ikut menguap ketika dipanaskan

    BalasHapus

Posting Komentar