VII. Data
Pengamatan
1. Pemeriksaan
Alkaloida
Perlakuan
|
Hasil
|
Dihaluskan simplisia disini kami menggunakan daun
pandan,ditambahkan kloroform+silica. Setelah halus basahi dengan 10ml
kloroform, gerus lagi dan ditambahkan 10ml kloroform amoniak 1/20 N dan gerus
lagi. Kemudian saring pada tabung reaksi tambah 10 tetes asam sulfat 2N
dikocok. Lapisan asam didekantasi dan dipindahkan kedalam 3 tabung reaksi dan
ditambahkan 1 tetes reagenwayer, wagner, dragendrof
|
a. Meyer
Pada
uji meyer, positif mengasilkan alkaloid dimana yang terbentuk yaitu adanya
endapan berwarna putih
b. Wagner
Pada
uji wagner, positif menghasilkan alkaloid dimana warna yang terbentuk yaitu
Coklat
c. Dragendrof
Pada uji dragendrof, positif menghasilkan
alkaloid dimana warna yang terbentuk yaitu orange |
2. Pemeriksaan
Steroid dan Terpenoid
Perlakuan
|
Hasil
|
Haluskan
simplisia buncis atau daun rambutan didalam Erlenmeyer ditaambahkan 25ml
etanol diaduk, kemudian panaskan diatas penangas air. Disaring dalam keadaan
panas diuapkan menggunakan penangas sehingga menghasilkan ekstrak etanol.
Setelah itu dititrasi dengan sedikit eter dan ditempatkan pada 2 lobang plat
tetes, pada plat pertama ditambahkan 2-3 tetes sanhidrida asam asetat.pada
plat kedua di tambahkan 1 tetes asam sulfat pekat
|
a. Setroid
, pada uji ini menghasilkan warna hijau dengan simpilia buncis ataupun
rambutan
b. Terpenoid,
pada uji ini menghasilkan warna orange kemerahan dengan simplisia buncis
sedangkan pada daun rambutan tidak mengandung terpenoid
|
3. Pemeriksaan
Flavonoid
Perlakuan
|
Hasil
|
Dimasukkan
ekstrak kulit batang nangka dimasukkan kedalam gelas piala kemudian
ditambahkan 10ml aquades dipanaskan sampai mendidih selama 5 menit. Setelah
itu saring , filtratnya dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan pita
Mg,1ml HCl pekat dan 1 ml amilalkohol kemudian dikocok dengan kuat.
|
Uji positif,
ditandai dengan adanya warna kuning pada lapisan amil alkohol
|
4. Pemeriksaan saponin
Perlakuan
|
Hasil
|
Dimasukkan
sampel buncis atau daun rambutan kedalam gelas piala kemudian ditambahkan
10ml air panas dan didihkan selama 5 menit. Setelah itu saring,filtratnya
digunakan sebagai uji dan kocok dalam tabung reaksi diamkan selama 10 menit,
ditambahkan 1ml HCL 2M.
|
Uji pada Buncis,
positif menghasilkan busa yang lumayan banyak dan busa bertahan sampai
seminggu.
Uji pada daun
rambutan, positif menghasilkan busa banyak tetapibusa tidak bertahan lama.
|
5. Pemeriksaan Kuinon
Perlakuan
|
Hasil
|
Simplisia
tumbuhan daun pandan atau kayu manis di potong halus,kemudian diekstraksi
dengan eter.
|
Pada kedua tumbuhan ini positif
mengandung kuinon dengan terbentuknya warna hijau dan coklat kehitaman
mengikuti warna simplisia.
|
6. Pemeriksaan Kumarin
Perlakuan
|
Hasil
|
Ekstrak daun
inai dideteksi keberadaan kumarin nya dengan cara ekstrak etanol dan methanol
di kromatografi lapis tipis, dengan menggunakan eluen etil asetat atau etil
asetat: methanol (9:1) atau (8:2).
|
Pada pemakaian TLC menghasilkan
warna biru.
|
VIII. Pembahasan
Pada
percobaan ini kami melakukan percobaan mengenai “skrining fitokimia, senyawa
bahan alam”. Yang mana di sini akan dilakukan pemeriksaaan senyawa bahan alam
yaitu: alkaloid, steroid dan terpenoid, flavonoid, saponin, dan pemeriksaan
kuinon. Zat-zat yang diperiksa pada percobaan ini adalah zat-zat metabolit
sekunder, yang mana hasil samping dari proses metabolisme dalam makhluk hidup
secara umum.
Pada
pemeriksaan metabolit sekunder biasanya menggunakan cara pemisahan kualitatif
skrinning fitokimia yang merupakan senyawa-senyawa aktif biologis yang terdapat
dalam simplisia tumbuhan.
a. Pemeriksaan
Alkaloida
Pada
pemeriksaan alkaloid diuji dengan masing-masing zat pereaksi yakni, pereaksi
meyer yang mengandung kalium iodide dan merkuri kloride dimana dengan pereaksi
ini alkaloid akan memerikan endapan berwarna putih, pereaksi dragendrof
mengandung bismuth nitrat dan merkuri dalam asam nitrat berair. Disini pada
pemeriksaan alkaloid kami menggunakan simplisia yakni daun pandan yang di
giling atau dihaluskan dengan alu dan lumpang yang mana dilanjutkan dengan
menambahkan kloroform dan silika, kemudian saat simplisia telah halus maka kita
tambahkan 10 ml kloroform, dan digerus
lagi kemudian ditambahkan 1/20 N kloroform amoniak. Selanjutnya disaring dan
dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian kita tambahkan 10 tetes H2SO4 (asam
sulfat) 2N, dikocok, kemudian lapisan asam didekantasi dan dipindahkan kedalam
tiga tabung reaksi kecil dan masing-masing satu tetes pereaksi Meyer, Wagner,
dan Dragendrof.
Simplisia
daun pandan dengan pereaksi meyer menunjukkan hasil (+) positif adanya alkaloid
yang ditandai dengan munculnya endapan berwarna putih. Pada simplisia daun
pandan yang menggunakan pereaksi Wagner, menunjukkan hasil yang sama yaitu
positif (+) positif mengandung alkaloid yang ditandai dengan adanya larutan
berwarna coklat, sedangkan simplia daun pandan yang menggunakan pereaksi
dragendrof hasilnya juga positif (+) yang ditandai adanya larutan berwarna
orange.
b. Pemeriksaan
Steroid dan Terpenoid
Steroid
merupakan suatu kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar
sikiopentenaperhidrofenan tetrena yang memiliki cincin. Terpenoid Sama halnya
dengan senyawa terpen tetapi pada terpenoid mengandung gugus hidroksil,
aldehida dan keton. Pada percobaan steroid dan terpenoid simplisia yang kami
pakai yakni daun rambutan dan buncis, yang mana masing-masing sampel diberi
perlakuan yang sama yaitu dihaluskan, kemudian masing-masing sampel di masukkan
kedalam erlemeyer ataupun biasa menggunakan tabung reaksi. Kemudian
masing-masing sampel ditambahkan 25 ml etanol yang diikuti dengan pengadukan,
selanjutnya sampel di panaskan diatas penangas air selama 10 menit, dan
dilanjutkan dengan penyaringan pada keadaan masih panas, lalu filtratnya
diuapkan dengan cara dipanaskan dalam penangas air, yang menghasilkan ekstrak pekat etanol.
Selanjutnya
hasil ekstrak pekat etanol itu kita tambahkan beberapa tetes larutan eter yang
mana sebelumnya telah kita tempatkan di plat tetes dan dibiarkan mengering,
kemudian sampel yang kering dalam plat tetes itu kita tambahkan 2-3 tetes
anhidrida asam asetat dan ditambahkan sebanyak 1 tetes asam sulfat pekat, yang
mana hasil yang diperoleh yakni pada daun rambutan yang positif mengandung
steroid yang ditandai dengan terbentuknya warna hijau dan pada daun rambutan
hasilnya negatif atau tidak mengandung terpenoid. Pada sampel buncis disini
hasilnya positif mengandung terpenoid yang ditandai terbentuknya warna orange
pada sampel.
c. Pemeriksaan
Flavonoida
flavonoid
merupakan senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar pada
tumbuhan, selain itu flavonoid bias di dapatkan dari tumbuhan ataupun
buah-buahan yang mengandung antioksidan. Disini simplisia yang digunakan
berasal dari kulit pohon nangka kemudia diektraksi dan ditambahkan air suling
sebanyak 10 ml, yang dilanjutkan dengan pemanasan hingga mendidih kurang lebih
waktu yang dibutuhkan selama 5 menit. Kemudian dilanjutkan dengan penyaringan
dan filtratnya digunakan sebagai larutan yang akan diuji. Filtrate yang
diperoleh itu kita tambahkan pita Mg, 1 ml amilalkohol lalu dikocok kuat-kuat
yang mana hasil uji ini positif mengandung flavonoid yang mana ditandai dengan
terbentuknya larutan yang berwarna kuning hal ini disebabkan karna kita
melakukan pengujian menggunakan HCL pekat dan pita Mg.
d. Pemeriksaan
Saponin
saponin
merupakan senyawa glikosida yang terdiri dari gugus gula yang berikatan dengan
aglikon atau sapogenin. Salah satu sifat kimia dari saponin yakni berbusa
didalam air dimana berdasarkan sifat ini kita dapat mengidentifikasinya. Disini
simplisisa yang kami gunkandalah daun rambutan dan buncis yang telah dihaluskan
dan masing-masing simplisia dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berbeda.
Langkah selanjutnya kita tambahkan air panas yang telah mendidih sebanyak 10
ml. lalu sampel di saring dan diambil filtart nya kemudian dilakukan pengocokan
kuat selama 10 detik dan didiamkan selama 10 menit , barulah kita tambahkan 1
ml atau 20 tetes HCl 2M. Uji pada Buncis, positif menghasilkan busa yang
lumayan banyak dan busa bertahan sampai seminggu. Sedangkan Uji pada daun
rambutan, positif menghasilkan busa banyak tetapi busa tidak bertahan selama
buncis.
e. Pemeriksaan
Kuinon
Kuinon merupakan senyawa berwarna
yang memiliki kromotor dasar banzakuinon yang terdiri atas dua gugus karbonil
yang terkonjugasi dengan ikatan rangkap karbon-karbon, kuinon dapat
diidentifikasi menggunakan eter, dimana suatu senyawa yang mengandung kuinon
jika diuji dengan eter maka zat warna dari simplisia tersebut akan masuk
kedalam eter. Disini sampel yang kita gunakan adalah kayu manis dan daun pandan
yang kemudian diekstraksi dengan eter. Sample positif mengandung kuinon ,
dimana pada kayu manis menghasilkan larutan yang berwarna coklat kehitaman,
sedangkan pada daun pandan menghasilkan larutan yang berwarna hijau. dimana
warna yang dihasilkan ini mengikuti dari simplisia yang digunakan.
f. Pemeriksaan
Kumarin
kumarin
merupakan senyawa metabolit sekunder berupa minyak astiri yang terbentuk
terutama dari turunan glukosa non astiri. Pada percobaan kumarin disini sampel
yang dignakan adalah daun inai yang kemudian di esktrak dengan methanol atau
etanol dengan kromatografi lapis tipis (KLT), kemudian menggunakan eluen etil
asetat atau etil asetat:methanol (9:1) atau (8:2). Pada simplisia ini positif
menghasilkan larutan yang berwarna biru yang menandakan bahwa simplisia positif
menganadung kumarin.
IX. Pertanyaan Pasca
1. Mengapa pada pemeriksaan flavonoid itu
dihasilkan larutan yang berwarna kuning ?
2.
Mengapa pada pemeriksaan senyawa alkaloid yang terdapat di dalam simplisia
tumbuhan kita menambahkan kloroform ?
3. Pada pemeriksaan senyawa yang terkandung
dalam tumbuhan kita menggunakan pereaksi
wagner, meyer dan dragendrof, apa yang
terkandung dalam masing-masing pereaksi tersebut ?
X. Kesimpulan
1.
Adapun Teknik-Teknik Skrining Fitokimia Yang Dapat Digunakan Ialah :
Kromatografi Lapis Tipis, Reaksi Dengan Reagen, Reaksi Dengan Cair-Cair Dan
Lainnya.
2.
Adapun Jenis-Jenis Pereaksi Yang Dapat Digunakan Diantaranya :
-
Untuk Alkaloid : Pereaksi Meyer, Wagner Dan Dragendroff
-
Untuk Steroid : Pereaksi Liberman, Bunchard
-
Untuk Flavonoid : Pereaksi Shinoda Dan Naoh 10 %.
3.
Skrinning Fitokimia Digunakan Untuk Pemeriksaan Kimia Secara Kualitatif
Senyawa-Senyawa Aktif Biologis (Dalam Tumbuhan Atau Makhluk Hidup).
XI. Daftar Pustaka
- Audia. 2017. Skrinning Fitokimia Dan Uji Anti Bakteri Ekstrak Etanol Buah Kawista (Limonia Ocidissina L). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FKIP UNSYIAH.Vol.2.no.1.
- Kristanti,A,N,N,S, dkk. 2008. Buku Ajar Fitokimia Jurusan Kimia Laboratorium Kimia Organik FMIPA. Surabaya: Universitas Airlangga
- Roby. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB Press
- Tim Penuntun Kimia Organik II.2019. Penuntun Kimia Organik 2.Jambi:Universitas Jambi
1. menurut saya karena kita mengidentifikasinya menggunakan pita Mg dan HCl pekat sehingga dapat menghasilkan warna kuning sesuai dengan sifat dari reaksi dan kandungannya.
BalasHapusterimakasih
hr. yuniarccih
BalasHapus2. karena alkaloid merupakan senyawa metabolisme sekunder yang bersifat nonpolar
untuk melakukan pemeriksaannya diperlukan proses ekstraksi alkaloid tersebut terlebih dahulu dalam pelarut yang sesuai, salah satunya dengan kloroform
3. Wagner : H2O, I, KI ; Meyer : HgCl2, H2O, KI ; Dragendorff : Bi(NO3)3.H2O, HNO3, KI
BalasHapus